Fenomena Pembunuhan dan penjualan Organ Tubuh

2 minutes reading
Friday, 8 Mar 2024 23:47 0 1287 Anshar Aminullah
 

Bisnis organ tubuh ini memang dalam beberapa tahun terakhir cukup marak pemberitaannya.
Di tahun 2017 dalam sebuah laporan Global Financial Integrity (GFI), dilaporkan bahwa secara ilegal organ tubuh telah menjadi komoditas yang diperjualbelikan. Ada lima organ yang paling umum dalam jual beli ilegal ini, yakni ginjal, lever, jantung, paru-paru, dan pankreas.

Dalam laporan ini pula diungkapkan setiap tahun kurang lebih ada 12 ribu organ tubuh manusia diperkirakan yang diperdagangkan dengan prediksi transaksi total diangka USD 840 juta hingga USD 1,7 miliar. Angka yang cukup fantastis memang.

Pembunuhan yang dilakukan oleh kedua pelaku ini memang terkesan sangat konyol. Bagaimana mungkin mereka melakukan pembunuhan dengan alasan akan menjual organ tubuh sementara marketnya tidak didukung oleh jaringan komunikasi yang jelas baik ke penerima, makelar, tim transplantasi yang akan bertindak dalam penggunaan organ tersebut, hanya sebatas tergiur dari penawaran di situs Yandex tanpa pemahaman yang baik dan benar.

Dan apapun alasan mereka berdua tidak ada yang bisa kita benarkan, sebab telah menghilangkan dengan sengaja nyawa seorang anak kecil tak berdosa.

Sosialisasi Primer menjadi salah satu faktor penyebab kelainan psikis pelaku pembunuhan. Kebutuhan sosialisasi dalam lingkup keluarga semasa kecil akan membentuk kepribadian yg kuat dikala dewasa nanti. Minimnya sosialisasi ini dimasa dini akan membentuk kepribadian yang ganda, sehingga sangat berpeluang melakukan tindakan semena-mena saat dewasa nanti.

Peristiwa yang menimpa korban ini akan berefek secara sosial yakni dengan munculnya kekwatiran bahkan rasa ketakutan dalam masyarakat seputar teror pembunuhan dengan motif penjualan organ tubuh. Namun hal tersebut juga secara otomatis akan berbanding lurus dengan meningkatnya kesadaran masyarakat kita akan pentingnya keamanan keluarga, dengan demikian bisa lebih menutup ruang gerak pelaku untuk melakukan aksi yang sama.

Pendapat ini juga telah dimuat lebih awal melalui media :

https://www.rri.co.id/sulawesi-selatan/daerah/134545/remaja-bunuh-bocah-11-tahun-sosiolog-minim-sosialisasi?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign